Kita seringkali berharap ketika kita menjalani suatu
hubungan, kita dapat mempertahankan hubungan kita hingga akhir. Kita juga
berpikir bahwa pasangan kita saat ini merupakan pasangan yang terbaik bagi kita.
Bahkan kita berpikir kalau tidak ada orang lain yang mampu menggantikan
pasangan kita karena kita berpikir bahwa pasangan kita tidak mungkin menyakiti
atau mengecewakan kita. Seringkali kita pun berpikir bahwa ‘kami’ adalah
pasangan yang ideal karena kita dengan pasangan kita mampu mengisi kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Tapi apakah semua harapan kita sesuai dengan kenyataan
ketika kita sedang menjalani suatu hubungan? TIDAK. Pada kenyataannya, harapan
hanyalah sebuah harapan yang terkadang tidak seindah apa yang sudah kita
bayangkan. Beberapa orang pun merasakan betapa sakitnya dikhianati oleh
pasangan yang kita anggap baik dan selalu menuruti apa yang kita inginkan.
Mungkin kita merasakan betapa sedihnya ditinggalkan orang yang kita sayangi ketika
pasangan kita lebih memilih untuk pergi bersama orang lain yang baru saja
mereka kenal bahkan mereka belum saling mengenal satu sama lain. Kita juga
pernah merasakan betapa marahnya ketika kita tahu bahwa pasangan kita dengan
teganya membohongi kita dan menutupi suatu hal dari kita. Bahkan kita akan
merasa kecewa ketika kita sudah berusaha untuk mempertahankan dan memperbaiki
suatu hubungan, tetapi pasangan kita selalu mengatakan ingin berpisah.
Namun kita seharusnya berpikir untuk apa kita
mempertahankan suatu hubungan, ketika salah satu pihak selalu mengatakan bahwa
ia merasa tersakiti dan kecewa dengan apa yang telah kita lakukan. Untuk apa
kita mempertahankan orang yang selalu berkata cinta dan sayang, namun di sisi
lain dia mengekang dan melarang kita untuk melakukan suatu hal yang ingin kita
lakukan. Untuk apa kita mempertahankan suatu hubungan, ketika salah satu pihak
selalu menuntut sesuatu yang mungkin tidak dapat kita lakukan. Kita bukan lagi
dua orang anak kecil yang hanya bisa menangis, ketika kita kehilangan sesuatu
yang berharga dalam diri kita. Kita bukan lagi dua orang anak kecil yang harus
selalu diingatkan untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat melukai atau
menyakiti orang lain. Kita adalah dua orang yang sudah beranjak dewasa, kita
tau apa yang harus kita lakukan untuk dapat menghargai pasangan kita. Kita dua
orang dewasa yang mampu membuat keputusan yang terbaik untuk hubungan kita.
Kita tidak perlu memperdebatkan hal yang seharusnya bisa kita selesaikan dengan
cara yang baik. Bahkan kita tidak perlu memperbedatkan hal yang sama secara
berulang kali.
Ketika kita memperdebatkan masalah yang sama, kita
tidak akan menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan kita akan memperkeruh
suasana, sehingga kita bisa saja menyakiti pasangan kita. Tidak hanya itu, kita
dapat membuat pasangan kita menangis dan merasa putus asa dengan hubungan yang
saat ini sedang mereka jalani. Hal ini yang membuat pasangan seringkali memilih
untuk mengakhiri hubungan mereka disaat mereka sedang dipenuhi dengan amarah.
Karena keputusan yang mereka pilih seringkali dilakukan saat salah satu pasangan
sedang dalam keadaan yang tidak stabil atau dalam keadaan yang penuh dengan
emosi. Kejadian ini seringkali membuat salah satu pasangan merasa menyesal dengan
keadaan hubungan mereka yang tidak lagi dapat mereka jalani bersama. Sehingga
hal ini seringkali membuat kita merasa semakin terpuruk dan bersedih karena
kita kehilangan orang yang kita sayangi.
Dalam sebuah hubungan, kita belajar untuk membangun
kepercayaan tanpa perlu melarang atau mengekang pasangan kita. Dalam sebuah
hubungan, kita belajar untuk saling memahami pasangan tanpa adanya perasaan
curiga. Dalam sebuah hubungan, pasangan
tidak berusaha mencari berbagai alasan supaya dapat berpisah dengan
pasangannya. Sebaliknya dalam sebuah hubungan, kita belajar untuk menghargai
pasangan kita. Kita belajar untuk setia pada satu pasangan, meskipun banyak
orang yang mampu memberi perhatian dan kasih sayang melebihi pasangan kita.
Kita juga belajar untuk mendukung apapun yang pasangan kita lakukan dan
memberikan kebebasan kepada pasangan kita untuk melakukan segala hal yang ingin
mereka lakukan. Jangan berusaha untuk melarang pasangan kita karena hal itu
akan membuat pasangan kita semakin menjauh dari kita. Bukan hanya itu, dalam
sebuah hubungan kita diajarkan untuk terbuka dan mampu menerima pasangan kita
dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Jangan pernah mengharapkan suatu hal yang sempurna
di dalam kehidupan ini karena dalam dunia ini pun tidak pernah ada yang
sempurna. Jangan pernah mengharapkan orang lain menuruti apapun yang kita
inginkan karena kita pun terkadang sulit untuk melakukan apa yang orang lain
inginkan. Jangan pernah mengharapkan orang lain dapat menghargai kita disaat
kita tidak bisa menghargai orang lain. Jangan pernah mengharapkan kesetiaan
dari pasangan kita disaat kita tidak bisa menolak orang lain yang mendekati
kita. Kita jangan pernah berharap bahwa setiap permasalahan kita bersama
pasangan dapat diselesaikan dengan baik ketika kita lebih memilih untuk diam
dan meninggalkan masalah kita begitu saja. Dan jangan pernah berharap bahwa
orang lain dapat menyayangi kita dengan tulus disaat kita masih saja mengingat
dan belum mampu melupakan masa lalu.
Cinta itu bukan suatu permainan yang dapat kita
mainkan ketika kita merasa senang dan akan kita tinggalkan ketika kita merasa
bosan. Cinta itu tidak seperti lebah yang hanya datang ketika membutuhkan bunga
untuk menghasilkan madu. Cinta bukan seperti seorang narapidana yang harus
selalu ditahan dalam penjara supaya ia tidak dapat lari. Tetapi cinta itu
seperti bunga yang harus kita siram setiap hari supaya dapat bertumbuh dan
mekar menjadi suatu hal yang indah. Bahkan cinta itu diibaratkan sebagai bulan
dan matahari yang menjadi cahaya yang mampu menyinari kegelapan. Dan cinta itu
seperti air dan udara yang menjadi sumber kehidupan supaya kita mampu bertahan.
Lebih dari itu, cinta diibaratkan seperti seekor merpati. Meskipun merpati
meninggalkan sarangnya untuk berkelana ke suatu tempat, tetapi ia akan tetap
kembali ke dalam sarangnya untuk terus tinggal dalam sarang tersebut dan ia
tidak berusaha untuk tinggal di dalam sarang yang lain karena ia sudah merasa
nyaman.
Oleh : Nuraini Endah K.