Ada sebuah
pertanyaan yang mungkin selalu ditanyakan oleh beberapa
orang. Apakah ada orang yang merasa senang ketika hubunganmu dengan kekasihmu
diganggu oleh orang ketiga? Atau kalian merasa senang ketika kekasih kalian
ternyata mendekati teman kalian sendiri? Jawabannya pasti TIDAK. Tidak ada seorang pun yang merasa senang atau bahkan bahagia ketika ada orang ketiga dalam hubungan sepasang kekasih. Dan tidak ada
seorangpun yang menginginkan hal itu terjadi di dalam hubungan mereka. Apalagi
pihak ketiga itu adalah orang yang benar-benar dekat denganmu, bahkan sudah
mengenalmu sejak lama. Sakit? Pasti sangat menyakitkan ketika tahu kenyataannya
seperti itu. Tapi saat orang ketiga sudah
masuk di dalam hubungan sepasang kekasih, hal itu mungkin tidak dapat mengubah
keadaan menjadi seperti semula karena salah satu pasangan sudah merasa
tersakiti dan dikhianati oleh orang yang kita sayangi. Namun sesuatu yang
mungkin bisa dilakukan, yaitu dengan memaafkan dan melupakan. Walaupun sulit
untuk dilakukan, tetapi hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat kita
lakukan supaya kita bisa menerima keadaan dan memperbaiki hubungan yang sudah
terjadi.
Kejadian ini sama seperti apa yang dialami oleh Aya
dan kekasihnya. Saat ini, Aya sedang menjalani hubungan dengan seorang
laki-laki yang bernama Miko. Aya bersama dengan Miko sudah menjalin hubungan
sebagai sepasang kekasih selama satu tahun. Pada awalnya, hubungan mereka terlihat
sangat harmonis, bahkan Miko selalu berusaha membuat Aya tersenyum dengan
melakukan hal-hal yang mungkin tidak akan dilakukan oleh laki-laki lain. Dimana
Miko dapat melakukan hal yang memalukan ketika mereka pergi bersama dan Miko
selalu membuat Aya tersenyum dengan menggoda Aya melalui sebuah lelucon. Tidak
hanya sampai disitu, Miko akan rela melakukan segala sesuatu yang Aya inginkan
supaya Aya selalu merasa bahagia dan nyaman ketika berada di dekat Miko.
Namun, hubungan mereka tidak selamanya berjalan
dengan lancar tanpa adanya masalah. Bahkan Aya dan Miko bisa saja berbeda
pendapat karena hal kecil yang seharusnya tidak mereka permasalahkan. Hal ini
sering terjadi karena sifat Aya yang belum dewasa dan selalu ingin dimengerti
oleh Miko. Akan tetapi, Miko tidak bisa memperhatikan Aya setiap waktu karena
saat ini Miko memiliki kesibukan dengan pekerjaannya. Pertengkaran Aya dan Miko
semakin sering terjadi ketika hubungan mereka memasuki tahun kedua, dimana Miko
mulai tidak mempercayai Aya karena Miko merasa bahwa ada sesuatu yang berubah
dalam diri Aya. Miko mulai berpikir “Apakah ada orang lain yang saat ini
menemani Aya ketika aku sibuk dengan pekerjaanku? Ataukah Aya mulai tidak
nyaman denganku?” Pikiran itu terus menghantui Miko, sehingga Miko selalu saja
menaruh curiga kepada Aya. Namun, pikiran Miko ini dibuktikan melalui perilaku
Aya yang semakin cuek dengan Miko. Malah Aya bisa saja marah kepada Miko tanpa
ada alasan yang jelas. Tidak hanya itu, ketika Aya merasa kesal dengan Miko,
Aya memilih untuk tidak menghubungi Miko selama beberapa waktu.
Sampai pada akhirnya, kecurigaan Miko terbukti
ketika Miko secara tidak sengaja melihat pesan yang muncul pada layar handphone Aya. Saat itu Miko melihat
bahwa Aya mendapat pesan dari seorang laki-laki bernama Angga, dimana pesan
tersebut bertuliskan “Aya kamu dimana? Aku mau ketemu sama kamu.” Pesan ini
semakin memunculkan perasaan curiga dalam diri Miko, sehingga Miko memutuskan
untuk membaca pesan lain yang dikirimkan oleh Angga kepada Aya. Setelah Miko
membaca pesan dari Angga tanpa sepengetahuan dari Aya, Miko mulai mengetahui
bahwa saat ini Aya sedang dekat dengan laki-laki lain. Walaupun Miko melihat
kenyataannya bahwa Aya telah mengkhianati Miko, namun Miko berusaha untuk sabar
dan memberikan kesempatan kepada Aya untuk menjelaskan siapa Angga sebenarnya. Di
sisi lain, Aya tidak menerima bahwa Miko telah membaca semua pesan dari Angga
untuk Aya, sehingga Aya merasa kesal dan marah kepada Miko “Kenapa kamu buka handphone aku tanpa izin dulu ke aku,
aku gak suka kalo kamu seenaknya begini. Ini handphone aku, walaupun kamu pacar aku harusnya kamu tetep izin
dulu sama aku.” Miko semakin heran dengan sikap Aya karena tidak biasanya Aya
marah ketika Miko melihat handphone Aya.
Saat itu Miko mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan Miko
meminta Aya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi Aya
menolaknya karena Aya masih merasa kesal dengan perilaku Miko.
Beberapa hari telah berlalu, sikap Aya masih saja
dingin terhadap Miko. Namun Miko tidak pernah lelah meminta Aya untuk
menjelaskan siapa Angga sebenarnya. Butuh waktu yang cukup lama supaya Aya mau
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun pada akhirnya Aya mulai
memberanikan diri untuk menjelaskan mengenai hubungan Aya dan Angga. Saat itu
Aya menjelaskan bahwa Aya dan Angga memang memiliki kedekatan, tetapi kedekatan
mereka tidak lebih dari seorang teman yang saling memberikan perhatian. Aya pun
menyadari bahwa hubungan antara dirinya dan Angga sudah melebihi batas sebagai
seorang teman karena mereka sempat beberapa kali pergi bersama. Bahkan Angga
bersedia untuk menemani Aya ketika Miko memiliki kesibukan dengan pekerjaannya.
Kebersamaan yang mereka bangun ini membuat Aya sulit untuk melepaskan Angga
karena Aya mulai merasa nyaman dengan Angga. Ketika Miko mendengarkan semua
penjelasan dari Aya, Miko merasa ada seseorang yang berusaha untuk menikam
jantungnya karena saat itu Miko merasakan sakit yang teramat dalam. Hal ini
dikarenakan Aya, orang yang Miko sayangi telah menyakiti hatinya dengan
memperlakukan Miko seolah-olah bukan orang yang berarti lagi dalam hidup Aya. Namun
Miko tidak bisa berbuat banyak karena semua itu sudah terjadi dan tidak mungkin
Miko mencegahnya kembali. Saat ini Miko hanya bisa memaafkan Aya dan Miko
berusaha melapangkan hatinya untuk bisa melupakan kejadian yang sudah Aya
lakukan terhadap Miko. Aya pun telah menyesali segala hal yang telah ia lakukan
bersama Angga. Aya juga berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Miko dan
Aya bersedia untuk menjauhi Angga supaya Miko tidak lagi merasakan kecewa
ataupun sakit hati atas sikap yang telah Aya lakukan terhadap Miko. Meskipun
Angga masih terus menghubungi Aya, tetapi Aya sudah berjanji kepada Miko bahwa
Aya tidak akan berhubungan lagi dengan Angga. Bahkan Miko melarang Aya untuk
bertemu dengan Angga dengan alasan apapun karena Miko tidak ingin Aya kembali
mengingat apa yang sudah Aya lakukan dengan Angga. Miko juga tidak ingin
kehilangan Aya hanya karena ada seseorang yang berusaha untuk mengganggu
hubungan yang sedang Aya dan Miko jalani.
Setelah Aya memutuskan untuk menjauhi Angga dan
ingin memperbaiki hubungannya dengan Miko, Aya merasa bahwa hubungan Aya dan
Miko semakin membaik. Bahkan Miko sudah kembali memperhatikan Aya dan selalu
membuat Aya merasa bahwa dirinya adalah orang yang penting bagi Miko. Tidak
hanya itu, Aya saat ini tidak lagi menghindari Miko karena Aya menyadari bahwa
Miko begitu tulus menyayangi dirinya, sehingga Aya tidak ingin mengecewakan
Miko untuk kedua kalinya dan Aya tidak ingin kehilangan Miko. Bahkan Aya dan
Miko sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa daripada sebelumnya. Hal ini
membuat hubungan mereka tidak lagi diwarnai dengan pertengkaran yang seringkali
membuat Aya ataupun Miko marah. Namun Aya dan Miko sudah mampu menyelesaikan
setiap permasalahan mereka secara dewasa dan mereka selalu berusaha
menyelesaikan setiap persoalan dengan kepala dingin. Saat ini Aya berharap
bahwa dirinya dapat menjaga kepercayaan yang sudah Miko berikan karena Miko
sudah begitu baik dengan Aya. Dan Aya tidak ingin kejadian antara Aya dengan
Angga terjadi lagi di dalam hubungan mereka berdua karena Aya berpikir bahwa
sulit untuk mendapatkan orang yang begitu berbesar hati memaafkan kesalahan
yang telah Aya perbuat, meskipun hal tersebut sangat menyakitkan bagi Miko.
Atau bahkan sulit untuk Miko lupakan, tetapi Aya berjanji pada Miko dan dirinya
sendiri bahwa Aya tidak akan melakukan sesuatu yang dapat mengecewakan
orang-orang yang begitu menyayangi dirinya.
“Jangan pernah
menyalahkan orang lain ketika kamu melakukan suatu hal yang menurutmu kurang
baik, tapi berkacalah pada dirimu sendiri apakah kamu sudah menjadi orang yang
lebih baik dari mereka”
Oleh : Nuraini Endah Kusumastuti