IKLAN

Selasa, 15 November 2016

ORANG KETIGA (1)

Ada sebuah pertanyaan yang mungkin selalu ditanyakan oleh beberapa orang. Apakah ada orang yang merasa senang ketika hubunganmu dengan kekasihmu diganggu oleh orang ketiga? Atau kalian merasa senang ketika kekasih kalian ternyata mendekati teman kalian sendiri? Jawabannya pasti TIDAK. Tidak ada seorang pun yang merasa senang atau bahkan bahagia ketika ada orang ketiga dalam hubungan sepasang kekasih. Dan tidak ada seorangpun yang menginginkan hal itu terjadi di dalam hubungan mereka. Apalagi pihak ketiga itu adalah orang yang benar-benar dekat denganmu, bahkan sudah mengenalmu sejak lama. Sakit? Pasti sangat menyakitkan ketika tahu kenyataannya seperti itu. Tapi saat orang ketiga sudah masuk di dalam hubungan sepasang kekasih, hal itu mungkin tidak dapat mengubah keadaan menjadi seperti semula karena salah satu pasangan sudah merasa tersakiti dan dikhianati oleh orang yang kita sayangi. Namun sesuatu yang mungkin bisa dilakukan, yaitu dengan memaafkan dan melupakan. Walaupun sulit untuk dilakukan, tetapi hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan supaya kita bisa menerima keadaan dan memperbaiki hubungan yang sudah terjadi.
Kejadian ini sama seperti apa yang dialami oleh Aya dan kekasihnya. Saat ini, Aya sedang menjalani hubungan dengan seorang laki-laki yang bernama Miko. Aya bersama dengan Miko sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama satu tahun. Pada awalnya, hubungan mereka terlihat sangat harmonis, bahkan Miko selalu berusaha membuat Aya tersenyum dengan melakukan hal-hal yang mungkin tidak akan dilakukan oleh laki-laki lain. Dimana Miko dapat melakukan hal yang memalukan ketika mereka pergi bersama dan Miko selalu membuat Aya tersenyum dengan menggoda Aya melalui sebuah lelucon. Tidak hanya sampai disitu, Miko akan rela melakukan segala sesuatu yang Aya inginkan supaya Aya selalu merasa bahagia dan nyaman ketika berada di dekat Miko.
Namun, hubungan mereka tidak selamanya berjalan dengan lancar tanpa adanya masalah. Bahkan Aya dan Miko bisa saja berbeda pendapat karena hal kecil yang seharusnya tidak mereka permasalahkan. Hal ini sering terjadi karena sifat Aya yang belum dewasa dan selalu ingin dimengerti oleh Miko. Akan tetapi, Miko tidak bisa memperhatikan Aya setiap waktu karena saat ini Miko memiliki kesibukan dengan pekerjaannya. Pertengkaran Aya dan Miko semakin sering terjadi ketika hubungan mereka memasuki tahun kedua, dimana Miko mulai tidak mempercayai Aya karena Miko merasa bahwa ada sesuatu yang berubah dalam diri Aya. Miko mulai berpikir “Apakah ada orang lain yang saat ini menemani Aya ketika aku sibuk dengan pekerjaanku? Ataukah Aya mulai tidak nyaman denganku?” Pikiran itu terus menghantui Miko, sehingga Miko selalu saja menaruh curiga kepada Aya. Namun, pikiran Miko ini dibuktikan melalui perilaku Aya yang semakin cuek dengan Miko. Malah Aya bisa saja marah kepada Miko tanpa ada alasan yang jelas. Tidak hanya itu, ketika Aya merasa kesal dengan Miko, Aya memilih untuk tidak menghubungi Miko selama beberapa waktu.
Sampai pada akhirnya, kecurigaan Miko terbukti ketika Miko secara tidak sengaja melihat pesan yang muncul pada layar handphone Aya. Saat itu Miko melihat bahwa Aya mendapat pesan dari seorang laki-laki bernama Angga, dimana pesan tersebut bertuliskan “Aya kamu dimana? Aku mau ketemu sama kamu.” Pesan ini semakin memunculkan perasaan curiga dalam diri Miko, sehingga Miko memutuskan untuk membaca pesan lain yang dikirimkan oleh Angga kepada Aya. Setelah Miko membaca pesan dari Angga tanpa sepengetahuan dari Aya, Miko mulai mengetahui bahwa saat ini Aya sedang dekat dengan laki-laki lain. Walaupun Miko melihat kenyataannya bahwa Aya telah mengkhianati Miko, namun Miko berusaha untuk sabar dan memberikan kesempatan kepada Aya untuk menjelaskan siapa Angga sebenarnya. Di sisi lain, Aya tidak menerima bahwa Miko telah membaca semua pesan dari Angga untuk Aya, sehingga Aya merasa kesal dan marah kepada Miko “Kenapa kamu buka handphone aku tanpa izin dulu ke aku, aku gak suka kalo kamu seenaknya begini. Ini handphone aku, walaupun kamu pacar aku harusnya kamu tetep izin dulu sama aku.” Miko semakin heran dengan sikap Aya karena tidak biasanya Aya marah ketika Miko melihat handphone Aya. Saat itu Miko mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan Miko meminta Aya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi Aya menolaknya karena Aya masih merasa kesal dengan perilaku Miko.
Beberapa hari telah berlalu, sikap Aya masih saja dingin terhadap Miko. Namun Miko tidak pernah lelah meminta Aya untuk menjelaskan siapa Angga sebenarnya. Butuh waktu yang cukup lama supaya Aya mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun pada akhirnya Aya mulai memberanikan diri untuk menjelaskan mengenai hubungan Aya dan Angga. Saat itu Aya menjelaskan bahwa Aya dan Angga memang memiliki kedekatan, tetapi kedekatan mereka tidak lebih dari seorang teman yang saling memberikan perhatian. Aya pun menyadari bahwa hubungan antara dirinya dan Angga sudah melebihi batas sebagai seorang teman karena mereka sempat beberapa kali pergi bersama. Bahkan Angga bersedia untuk menemani Aya ketika Miko memiliki kesibukan dengan pekerjaannya. Kebersamaan yang mereka bangun ini membuat Aya sulit untuk melepaskan Angga karena Aya mulai merasa nyaman dengan Angga. Ketika Miko mendengarkan semua penjelasan dari Aya, Miko merasa ada seseorang yang berusaha untuk menikam jantungnya karena saat itu Miko merasakan sakit yang teramat dalam. Hal ini dikarenakan Aya, orang yang Miko sayangi telah menyakiti hatinya dengan memperlakukan Miko seolah-olah bukan orang yang berarti lagi dalam hidup Aya. Namun Miko tidak bisa berbuat banyak karena semua itu sudah terjadi dan tidak mungkin Miko mencegahnya kembali. Saat ini Miko hanya bisa memaafkan Aya dan Miko berusaha melapangkan hatinya untuk bisa melupakan kejadian yang sudah Aya lakukan terhadap Miko. Aya pun telah menyesali segala hal yang telah ia lakukan bersama Angga. Aya juga berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Miko dan Aya bersedia untuk menjauhi Angga supaya Miko tidak lagi merasakan kecewa ataupun sakit hati atas sikap yang telah Aya lakukan terhadap Miko. Meskipun Angga masih terus menghubungi Aya, tetapi Aya sudah berjanji kepada Miko bahwa Aya tidak akan berhubungan lagi dengan Angga. Bahkan Miko melarang Aya untuk bertemu dengan Angga dengan alasan apapun karena Miko tidak ingin Aya kembali mengingat apa yang sudah Aya lakukan dengan Angga. Miko juga tidak ingin kehilangan Aya hanya karena ada seseorang yang berusaha untuk mengganggu hubungan yang sedang Aya dan Miko jalani.
Setelah Aya memutuskan untuk menjauhi Angga dan ingin memperbaiki hubungannya dengan Miko, Aya merasa bahwa hubungan Aya dan Miko semakin membaik. Bahkan Miko sudah kembali memperhatikan Aya dan selalu membuat Aya merasa bahwa dirinya adalah orang yang penting bagi Miko. Tidak hanya itu, Aya saat ini tidak lagi menghindari Miko karena Aya menyadari bahwa Miko begitu tulus menyayangi dirinya, sehingga Aya tidak ingin mengecewakan Miko untuk kedua kalinya dan Aya tidak ingin kehilangan Miko. Bahkan Aya dan Miko sudah memiliki pemikiran yang lebih dewasa daripada sebelumnya. Hal ini membuat hubungan mereka tidak lagi diwarnai dengan pertengkaran yang seringkali membuat Aya ataupun Miko marah. Namun Aya dan Miko sudah mampu menyelesaikan setiap permasalahan mereka secara dewasa dan mereka selalu berusaha menyelesaikan setiap persoalan dengan kepala dingin. Saat ini Aya berharap bahwa dirinya dapat menjaga kepercayaan yang sudah Miko berikan karena Miko sudah begitu baik dengan Aya. Dan Aya tidak ingin kejadian antara Aya dengan Angga terjadi lagi di dalam hubungan mereka berdua karena Aya berpikir bahwa sulit untuk mendapatkan orang yang begitu berbesar hati memaafkan kesalahan yang telah Aya perbuat, meskipun hal tersebut sangat menyakitkan bagi Miko. Atau bahkan sulit untuk Miko lupakan, tetapi Aya berjanji pada Miko dan dirinya sendiri bahwa Aya tidak akan melakukan sesuatu yang dapat mengecewakan orang-orang yang begitu menyayangi dirinya.

 “Jangan pernah menyalahkan orang lain ketika kamu melakukan suatu hal yang menurutmu kurang baik, tapi berkacalah pada dirimu sendiri apakah kamu sudah menjadi orang yang lebih baik dari mereka”


Oleh : Nuraini Endah Kusumastuti